Putri Sulung Jenderal A.H Nasution, Hendrianti Saharah (Korban Kekejaman PKI) .... Wafat

 



JAKARTA, (Indomen)- Kabar duka datang dari keluarga besar Jenderal Abdul Haris (AH) Nasution, Mantan Menhankam RI dan Ketua MPRS RI Ke-2. Sang putri sulung jenderal yakni Hendrianti Saharah atau akrab disapa Yanti Nasution dikabarkan meninggal dunia. 

 
"INNAALILLAAHI WA INNAAILLAIHI ROJIUUN..
Turut berduka cita yang sedalam - dalamnya nya atas wafatnya Yanti Nasution binti Jend.A.H.Nasution

Hendriati tergolong wanita tegar. Ia menghadapi kematian adiknya, Ade Irma Suryani dengan tabah. Pada masa Orde Baru dia pun ikut terkena imbas ketika orang tuanya dikucilkan penguasa. Meski anak Jenderal yang dikenal sangat anti PKI, Hendriati harus ikut screening anti PKI pada 1980-an. Screening ini dilakukan ketika ia membuka usaha kecil-kecilan sebagai distributor berbagai minuman ringan ke warung-warung. Pendaftaran perusahaan mewajibkan pendiri perusahaan untuk ikut interogasi di depan aparat.
Hendrianti Sahara Nasution tercatat juga menjadi korban keganasan G30S/PKI. Bahkan, ia harus menangggung luka semasa hidupnya. Saat mencoba bersembunyi untuk menyelamatkan diri dari kebiadaban pasukan Tjakrabirawa, pinggulnya patah karena gagal melompati jendela.
 
Dia sempat menjalani operasi penyelamatan pinggul sebelah kanan. Dokter yang memeriksanya menyebutkan ikatan tulang paha kanan sudah tak sempurna. Namun jika operasi diteruskan dokter itu khawatir lukanya malah tak bisa sembuh sehingga kemudian dibiarkan. Akibatnya, rasa nyeri setiap kali berjalan tak sirna. Jalannya pun selalu pincang. Operasi kaki baru ia jalani pada 2004. Tulang bagian kakinya disangga dengan besi.
Namun pembiaran selama bertahun-tahun tersebut membuat beban kaki tak seimbang. Sakit sudah menjalar hingga kaki sebelah kiri. Kini ia harus banyak mengistirahatkan kakinya.
 
Hendriati tergolong wanita tegar. Ia menghadapi kematian adiknya, Ade Irma Suryani dengan tabah. Pada masa Orde Baru dia pun ikut terkena imbas ketika orang tuanya dikucilkan penguasa. Meski anak Jenderal yang dikenal sangat anti PKI, Hendriati harus ikut screening anti PKI pada 1980-an. Screening ini dilakukan ketika ia membuka usaha kecil-kecilan sebagai distributor berbagai minuman ringan ke warung-warung. Pendaftaran perusahaan mewajibkan pendiri perusahaan untuk ikut interogasi di depan aparat. (T.c)

0 Komentar