Agam ( Indomen ) -Rumah Baca Anak Nagari (RBAN) menyelenggarakan Seminar Jurnalistik. Menghadirkan pemateri, Firdaus Abie. Usai memberikan materi dan diskusi, seluruh peserta diberi dua tugas, melakukan wawancara dan menuliskannya menjadi berita.
“Ternyata nikmat juga menjalani aktivitas sebagai jurnalis,” kata Fairuz Syairaluna, siswa SMAN 4 Bukittinggi, seusai menjalani semua kegiatan, di RBAN Jl. Kusuma Bakti No.12 Simpang Taman Ujung By Pass, Pakoan, Jorong Aro Kandikir, Gadut, Kec. Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sabtu (28/9-2024)
Indah Yulfia, seorang mahasiswi, mengaku sangat menikmati seminar yang sesungguhnya dikemas dengan konsep workshop. Indah yang semula belum mengenal dunia kepenulisan, termasuk aktivitas jurnalistik, justru tidak melewatkan satu persatu materi yang diberikan.“Saya belum mengenal dunia kepenulisan, namun materi yang disampaikan enak, lalu tugas praktek yang diberikan sangat menantang, sehingga asyik untuk diikuti,” katanya.
Praktek menulis pada kegiatan yang didukung Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui program di RBAN Kec Tilatang Kamang, Kab Agam, diawali dengan wawancara. Peserta dibagi dalam dua kelompak dengan jumlah peserta yang sama. Tahap awal, kelompok I diwawancara Kelompok II. Masing-masing satu pewawancara, satu orang yang diwawancarai. Setelah itu, pewawancara dan narasumber diganti. Pewawancara harus bisa menggali informasi sedalam-dalamnya dari narasumber.
Setelah wawancara selesai, semua peserta menuliskan hasil wawancaranya. Masing-masing segmen tersebut berdurasi 10 menit. Pada sesi akhir, setelah tulisan semua peserta selesai, lalu masing-masing membacakannya dan akan dievaluasi secara bersama.
Hasan Achari Harahap, Pimpinan Rumah Baca Anak Nagari, mengapresiasi proses dan capaian kegiatan. Ia melihat langsung proses kegiatan, termasuk keseriusan peserta.
“Pemateri tak hanya enak memberikan materi dan langkah-langkah praktis, tetapi juga menggiring peserta untuk menyelesaikan dua tangan sekaligus, yakni wawancara, dan menuliskan hasil wawancara.
Semua naskah yang ditulis peserta langsung ditayangkan di Medsos semua peserta, “sekilas terlihat narsis, tetapi justru ada pembelajaran dari postingan tersebut,” kata Hasan Achari Harahap yang juga Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat (Forum TBM).
Firdaus Abie, sang motivator dan istruktur menulis yang juga pendiri Bengkel Literasi Indonesia (Belanesia) menyebutkan, salah satu persoalan penulis pemula, mereka ragu dan takut jika memperlihatkan tulisannya kepada orang banyak. Hal ini karena belum percaya diri. Butuh waktu untuk meyakinkan mereka.
“Jika naskah mereka dibaca orang, secara berangsur akan memberikan kepercayaan kepada mereka,” kata Firdaus Abie, yang sudah memberikan pelatih dan workshop diratusan titik dengan puluhan ribu siswa binaannya.
Pada bagian lain, turut berbagi pengalaman menulis Mafied Irwan S Kep, sekaligus memberikan inspirasi bagi peserta.
Mafied mengenal dunia kepenulisan saat masih kuliah dari Firdaus Abie. Ia mendirikan majalah kampus di Stikes stikes fort de kock bukittinggi. Online kampus, termasuk radio kampus. Kini selain masih terus menulis, juga menjadi Coach and Trainer Public Speaking untuk MC, Presenter, Komentator, Moderator.9ril)
0 Komentar