.jpg)
Payakumbuh(,indomen,). - Pemerintah Kota Payakumbuh menggelar Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Payakumbuh di Aula Ngalau Indah Lantai 3 Balai Kota Payakumbuh, Selasa (09/09/2025).
Acara dibuka oleh Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman, yang dalam arahannya menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas merupakan pilar penting pencapaian Visi Indonesia 2045.
“Visi tersebut akan sulit tercapai jika masalah gizi, khususnya stunting, tidak diatasi secara serius. Karena itu, percepatan penurunan stunting harus menjadi gerakan bersama lintas sektor,” ucapnya.
Menurutnya, Pemko Payakumbuh telah menggerakkan berbagai langkah nyata mulai dari tingkat kota hingga kelurahan. Terdapat lima faktor utama penyebab stunting di Kota Payakumbuh adalah penyakit penyerta, paparan rokok, tidak ber-KB, rumah tidak layak huni, serta jamban dan sanitasi yang tidak memadai.
Melalui TPPS, intervensi telah dilakukan dengan melibatkan lintas OPD, mulai dari pemberian konseling, edukasi, hingga turun langsung memperbaiki rumah tidak layak huni sebanyak 14 kasus serta 24 kasus jamban dan sanitasi.
Selain itu, Pemko Payakumbuh juga terus menggencarkan program unggulan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
Program ini bertujuan menghubungkan orang tua asuh dari unsur BUMN, BUMD, swasta, akademisi, hingga masyarakat dengan keluarga berisiko stunting melalui bantuan nutrisi, perbaikan sanitasi, hunian layak, serta edukasi.
“Target GENTING Payakumbuh adalah 752 orang, dan saat ini sudah tercapai 624 orang atau 83%, melampaui target nasional triwulan III sebesar 75%. Ini capaian yang patut kita syukuri bersama,” jelasnya.
Menutup sambutannya, Ia mengajak seluruh pihak untuk ikut serta menjadi orang tua asuh dalam program GENTING.
“Mari kita bantu keluarga berisiko stunting agar anak-anak mereka tumbuh sehat, cerdas, kuat, dan terbebas dari stunting. Dengan kebersamaan, kita bisa memastikan masa depan generasi Payakumbuh yang lebih baik,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat, Mardalena Wati Yulia, dalam paparannya menekankan pentingnya komitmen berkelanjutan seluruh pihak.
Ia menjelaskan bahwa stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada periode emas 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang berpengaruh permanen pada tumbuh kembang anak.
“Gerakan percepatan penurunan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat luas. Dengan sinergi program, seperti GENTING, Tamasya, dan GATI, kita harapkan angka stunting bisa terus ditekan di Sumatera Barat, termasuk di Kota Payakumbuh,” ujarnya
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat, Kepala OPD terkait, camat dan lurah se-Kota Payakumbuh, kepala puskesmas, ahli gizi puskesmas, penyuluh KB, serta perwakilan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kota Payakumbuh. ( yus )
0 Komentar