Libatkan Tokoh adat BNPT dan FKPT Gelar Kenduri Desa Damai Sosialisasi cegah Radikalisme dan Terorisme




 

Tanah Datar ( Indomen)- Berdasarkan hasil penelitian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat, merilis beberapa Kabupaten Kota di Sumbar masuk dalam radar sasaran radikalisme dan terorisme yang meningkat.

Hal tersebut disampaikan Ketua FKPT Sumbar , Adil Mubarak, SIP, MS.i pada kegiatan Kenduri Desa Dama (Kenali dan Peduli lingkungan sendiri) yang digelar FKPT Sumbar di Kerapatan Adat Nagari (KAN) Batipuah Ateh, Kabupaten Tanah Datar, Rabu (13/9).

Menyikapi hal itu, BNPT dan FKPT bersama tokoh masyarakat dan tokoh agama, ingin mengajak lebih banyak lagi keterlibatan masyarakat untuk sama-sama menjaga mengenali lingkungan agar aman dan memiliki daya tangkap terhadap paparan virus radikalisme yang secara masif gerakannya yang juga sangat dinamis.

“Dipilihnya nagari (desa) karena menjadi pintu gerbang mereka kelompok-kelompok radikal ini, masyarakat kita yang tidak memiliki literasi yang begitu kuat tentang pergerakan kelompok-kelompok radikalisme ini akan mudah mereka viruskan atau mereka viralkan ideology, radikalisme, permusuhan dan kebencian sehingga kita mendapati kelompok-kelompok masyarakat kita menjadi terpapar,” kata Adil.

Menurut dia, Kenduri Desa Damai adalah inovasi yang dibuat BNPT agar mengakar ditengah masyarakat , sekaligus bersilaturahmi dengan tokoh adat, niniak mamak.

BNPT badan setingkat kementerian yang tugasnya adalah menanggulangi tindak pidana terorisme, sedangkan FKPT adalah tangan kanan BNPT yang ada di wilayah-wilayah. Dalam tugasnya BNPT tidak membunuh teroris tapi terorismenya, isme atau pahamnya.

Kasubdit Pengawasan BNPT Pusat, Kololel Edy Cahyanto , menyebutkan dengan budaya lokal yang kaya di Sumatera Barat, tidak bertentangan dengan syariat Islam, harus pahami apa itu terorisme, ajaran-ajaran yang menyudutkan Islam, yang membuat rusuh yang membuat pertentangan dan perkelahian antar umat muslim itu sendiri.

“Pencegahan paham-paham radikalisme maupun terorisme dapat dilakukan dengan budaya lokal yang kaya di Sumatera Barat, dan ini harus menjadi perhatian kita bersama tokoh adat, tokoh ulama, keluarga dan lingkungan kita dalam mencegah agar virus-virus ini tidak memapar generasi muda kita,” kata Edy Cahyanto.

Sosialisasi pencegahan radikalisme dan terorisme melalui FPT Sumbar bidang media massa hukum dan humas di meriahkan kegiatan simulasi dan cerdas cermat kebangsaan, dan dihadiri Dosen UIN Imam Bonjo Muhammad Tafik sebagai narasumber, Staf ahli pemerintahan hukum dan politik pemkab Tanah Datar, Camat Batipuah, Wali Nagari se Batipuah Ateh dan Bundo Kanduang.(H/IND)

0 Komentar