Pasaman Barat( Indomen) - Komunitas nelayan tradisional Air Bangis mengungkapkan rasa terima kasih mendalam kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) beserta seluruh jajarannya atas respons cepat terhadap laporan mereka mengenai aktivitas ilegal mini trawl dan pukat harimau di perairan setempat.
Rizal, perwakilan nelayan Air Bangis, menyampaikan apresiasi tinggi atas kepemimpinan langsung Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Vasko Ruseimy, dalam menangani permasalahan tersebut.
"Operasi pertama yang dipimpin Wagub Vasko pada 12 Mei 2025 menghadapi tantangan cuaca buruk dengan gelombang tinggi yang menghalangi pelaksanaan misi," kata Rizal dalam pernyataannya, Jumat (30/5/2025).
Meskipun operasi awal belum membuahkan hasil optimal, kata Rizal, Pemprov Sumbar dan Wagub Vasko tetap konsisten dalam menindaklanjuti persoalan ini.
"Upaya berkelanjutan tersebut akhirnya membuahkan hasil positif pada Senin (26/5/2025), dengan berhasilnya penangkapan kapal nelayan yang menggunakan pukat harimau di perairan Sumatera Barat," katanya.
Para nelayan tradisional, kata Rizal, menyatakan harapan besar bahwa tindakan tegas yang dilakukan oleh Wagub Vasko, Pemprov Sumbar, kepolisian, dan instansi terkait akan memberikan peringatan keras kepada nelayan dari luar Sumbar.
"Kami berharap pelaku yang menggunakan alat tangkap terlarang tidak lagi berani memasuki perairan Sumatera Barat," katanya.
Komunitas nelayan Air Bangis secara khusus mengucapkan terima kasih atas gerakan yang diinisiasi Wakil Gubernur mereka.
Mereka mendoakan agar Wagub Vasko senantiasa diberikan kesehatan dan mendapat pahala dari Allah SWT atas dedikasi terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan.
Dari sisi penegakan hukum, nelayan tradisional menekankan pentingnya penangkapan kapal pengguna pukat harimau tidak dilepaskan begitu saja.
"Kami berharap ini menjadi momen bersejarah dalam langkah pemberantasan aktivitas penangkapan ikan ilegal di perairan Sumatera Barat," katanya.
Harapan utama nelayan tradisional adalah agar tindakan hukum yang diterapkan dapat memberikan efek jera yang signifikan kepada para pelaku.
Mereka khawatir jika proses pembebasan dilakukan, para nelayan ilegal tersebut tidak akan merasa jera karena menganggap pelanggaran yang dilakukan tidak memiliki konsekuensi serius.
"Kapal yang telah tertangkap seharusnya tidak dibebaskan lagi untuk memastikan efektivitas efek jera. Proses pembebasan akan memberikan sinyal yang salah kepada pelaku potensial lainnya bahwa mereka dapat dengan mudah terlepas dari sanksi hukum," katanya.
Para nelayan tradisional kembali menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Sumbar kepolisian, dan secara khusus kepada Wakil Gubernur Vasko.
"Sosok Wagub Vasko sebagai pemimpin yang diharapkan masyarakat Sumatera Barat karena kepeduliannya terhadap nasib nelayan kecil dan tradisional," tuturnya.
Keberhasilan operasi penangkapan ini dinilai sebagai bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam melindungi kepentingan nelayan tradisional yang selama ini dirugikan oleh praktik penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan dan melanggar regulasi yang berlaku. (Aidil/Adpsb)
BalasTeruskan |
0 Komentar