Selamat HUT , Pahlawanku dari Minangkabau H.Agus Salim (Sang Wartawan Penjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik)

 

H.Agus Salim salah seorang  wartawan Penjunjung tinggi kode etik Jurnalistik ,Putra terbaik asal Sumatera Barat


JAKARTA - Sederatan peristiwa pernah terjadi pada 8 Oktober dari tahun ke tahun. Sejumlah peristiwa atau momen yang terjadi pada 8 Oktober tercatat menjadi bagian dari sejarah perjalanan dunia. Tak hanya peristiwa, sejumlah tokoh juga pernah lahir atau meninggal pada 8 Oktober.

Indomen merangkum beberapa peristiwa mulai dari hari kelahiran tokoh seperti Agus Salim hingga ditangkapnya seorang pejuang revolusioner Kuba, Ernesto Che Guevara. Berikut ulasan singkat Okezone terkait sejumlah peristiwa yang terjadi pada 8 Oktober :

Hari Kelahiran Agus Salim

H Agus Salim, lahir dengan nama Masyhudul Haq, merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Ia lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884. Kemudian, H Agus Salim meninggal di Jakarta, pada 4 November 1954 di usia 70 tahun.

Haji Agus Salim ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.

Salim terkenal dengan kepiawaiannya dalam dunia jurnalistik. Ia terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta.

Kemudian, Salim mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.

Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto.

Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:

  • anggota Volksraad (1921-1924)
  • anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
  • Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
  • pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
  • Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949
Presiden Sukarno dan Agus Salim dalam tahanan Belanda, 1949.

Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan pada tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim dikenal masih menghormati batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.

Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.

Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Namanya kini diabadikan untuk stadion sepak bola di Padang(Aidil)

0 Komentar