Responsif MKI Sumbar Mewujudkan Transisi Energi



Padang ( Indomen ) - Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) Sumatera Barat (Sumbar) dipandang sebagai MKI yang sangat responsif dalam melakukan kolaborasi multi pihak dalam mewujudkan transisi energi dan emisi nol karbon tahun 2060.
“Capaian ini karena kebersamaan di kepengurusan dan dukungan semua pihak, khususnya dari PLN Sumbar dan Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sumbar,” kata Ketua MKI Sumbar Insannul Kamil, saat buka puasa bersama pengurus MKI Sumbar, GM PLN Sumbar, Kadis ESDM, di Padang, Kamis (21/3).
Kata Insannul Kamil, disaat Rapat Koordinasi MKI se-Indonesia, MKI Sumatera Barat mengekspos kuatnya sinergi semua pemangku kepentingan sektor ketenagalistrikan di Sumatera Barat. Kolaborasi multipihak yang dilakukan MKI Sumbar, dipandang sebagai sebuah terobosan dan langkah tepat dalam menggerakkan semua potensi, sehingga mempercepat semua proses dan langkah-langkah program kerja MKI Sumbar.
Terhadap hal tersebut, sejumlah daerah sudah menyampaikan kepada Insannul Kamil untuk mengundang MKI Sumatera Barat berbagi pengalaman, terkait mendapatkan kolaborasi multipihak tersebut. MKI Sumbar dianggap sudah berada di posisi yang tepat menjadi pendukung atau sayap bagi PLN dalam mendukung transisi energi.
Capaian tersebut, diapresiasi General Manager PLN UID Sumbar Eric Rossi Priyo Nugroho dan Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sumbar Herry Martinus. Keduanya menilai, MKI Sumbar sudah berada di jalur yang tepat.
Manurut Eric Rossi Priyo Nugroho, kekuatan utama dari capaian MKI Sumbar karena kuatnya jalinan silaturahmi, baik di internal MKI Sumbar, maupun dengan mitra lainnya, sehingga kolaborasi dapat dilaksanakan dengan baik.
Keseriusan MKI dan PLN, ada hasil nyata. Tidak hanya sekadar kumpul-kumpul dan formalitas, tetapi sudah menyusun program, keberlanjutan transisi energi, dilibatkan semua. Bukan hanya kerja PLN, tapi kebutuhan semua komponen dan masyarakat di Sumbar.
Salah satu acara level Asia, menunjukkan sinergi PLN, Pemprov Sumbar dan PLN Sumbar, dalam mendukung transisi energi. Hasilnya, 52 persen pembangkit terinstal di Sumatera Barat adalah Energi Terbarukan.
Capaian tersebut, kata Herry Martinus, membuktikan bahwa kehadiran MKI Sumbar didasarkan pada kebutuhan, bukan keinginan. Hal tersebut tercermin dari usaha dan program strategis yang dilakukan, sehingga manfaatnya dirasakan semua orang.
“Saya memandang, MKI Sumbar tak hanya hadir menjadi sekadar organisasi masyarakat ketenagalistrikan Indonesia, tetapi sebenarnya sudah menjadi Master Ketenagalistrikan,” kata Herry Martinus yang merasakan dapat dukungan dari MKI dalam mewujudkan ketenagalistrikan Indonesia, khususnya Sumatera Barat yang handal, berkelanjutan, berbasis energy baru terbarukan dalam konteks transisi energi.  ( Rilis)

0 Komentar