Lapas Suliki Luncurkan Program Pelatihan Menulis Bagi Warga Binaan "Pena di Balik Jeruji Wujudkan Mimpi" Diresmikan Bupati Kabupaten Limapuluh Kota






  Seperti Belajar Dari   sang Maha karya " Buya  Hamka " dari Dalam Penjara

Lima Puluh Kota ( Idomen) ---  Entah disengaja atau tidak,apa yang dilakukan Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Suliki luncurkan program pelatihan menulis, mengusung tema "Pena di Balik Jeruji  Wujudkan Mimpi" diikuti 40 orang warga binaan. Sepertinya program ini terinspirasi dari kisah perjalanan Maha Karya Buya hamka dari dalam jeruji Penjara yang menghasilkan karya  Tafsir Al Azhar, yang menjadi maha karya sampai saat ini.
Pelatihan yang merupakan program Inovasi Pembinaan dikemas sejalan dengan peringatan ke 95 tahun Sumpah Pemuda. Materi diberikan Firdaus Abie, seorang jurnalis, sastrawan, penulis lirik yang juga konten kreator,  di Lapas Suliki,  Rabu (25/10) 
Pelatihan dibuka Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Datuak Bandaro Rajo bersama Bunda Literasi Limapuluh kota, Ny Nevi Safaruddin. Dihadiri sejumlah OPD dan Forkopimcam Suliki.

Kolaborasi Lapas Kelas III Suliki, Dinas Perpustakaan Daerah dan Kearsipan Kabupaten Limapuluh Kota, diapresiasi Bupati Kabupaten Limapuluh Kota Safaruddin Datuk Bandaro Rajo.
"Aktivitas ini sangat positif. Sebuah inovasi dalam pembinaan untuk warga binaan,"  kata bupati.
Menurut Bupati Safaruddin Datuk Bandaro Rajo, pelatihan yang diberikan menjadi modal besar bagi warga binaan karena kemampuan menulis adalah sebuah keterampilan atau kecakapan khusus.






Menurut Safaruddin, kegiatan pembinaan ini, sangatlah spesial dan merupakan pertama di Sumatera Barat, khususnya di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Suliki.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Suliki, Kamesworo mengatakan, program ini dihadirkan untuk memberikan bekal ilmu tambahan kepada warga binaan.
"Kita harus menyadari, kemampuan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan hari ini dan masa depan. Banyak peluang pekerjaan dari dunia menulis ini," katanya.
Firdaus Abie, Direktur Posmetro Padang, tak hanya memberikan materi praktis menulis, namun juga praktek. Mulai dari memberikan motivasi manfaat menulis, seluk beluk dunia kepenulisan, teknis memperoleh ide tulisan cepat dan tepat, merangkai kata dan bagaimana proses editing naskah. Termasuk diskusi. Setiap peserta yang bertanya, diberi hadiah buku oleh Firdaus Abie. Ada juga yang mendapatkan hadiah spontan dari Kalapas Kawesworo, Bunda Literasi Limapuluh Kota Nevi Safaruddin, Ketua Dharmawanita Lapas Suliki Nurhayati Kamesworo, Kabid di Dinas Perpustakaan da  Kearsipan Limapuluh Kota Sry. 
Setelah materi diberikan, dilanjutkan  dengan praktek menulis. Peserta seakan terhipnotis. Firdaus Abie memberikan  waktu 1,5 jam untuk menulis minimal 5 halaman kertas buku atau 750 kata. 
"Setelah selesai, mari kita baca dan simak bersama," ajak Firdaus Abie.
Sesi ini justru semakin membuat suasana "buncah" karena peserta merespon luar biasa. Setiap peserta yang tampil, membacakan tulisannya, disambut riuh peserta lain. Termasuk menarik perhatian warga binaan yang tidak menjadi peserta. Ada diantaranya yang kemudian bergabung ke tempat kegiatan.
"Setiap tulisan yang dihasilkan peserta, tak hanya mengisahkan pahit manisnya kehidupan yang mereka jalani. Ada pesan dan amanat yang bisa menginspirasi orang-orang yang membaca," kata Firdaus Abie sembari menyebutkan, jika naskah ini dibukukan, pesan dan inspirasi tersebut akan menyebar luas keluar ruang-ruang Lapas. 
Kamesworo merespon, direncanakan semua naskah memang akan dibukukan, namun terlebih dahulu akan dilakukan proses penyuntingan, sesuai dengan standar naskah layak muat untuk sebuah buku. Rencananya proses editing dikerjakan Ketua Dharmawanita Lapas Suliki Nurhayati Kames, yang juga seorang penulis dan sudah memiliki karya tulis  dalam bentuk buku. (REL)

0 Komentar